JUJUR
“Orang
yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh
kecurangannya” (Amsal 11:3)
Rio dan Vika telah menjalin kasih selama 4 tahun
lamanya. Tahun depan, mereka berencana melangsungkan pernikahan. Namun suatu
hari Rio mulai tak setia. Dia menjalin hubungan khusus dengan wanita lain yang
adalah rekan sekerjanya. Hingga suatu ketika Vika mengetahui hal itu. Hubungan
mereka pun mulai retak. Karena kepercayaan Vika terhadap Rio mulai hilang,
rencana pernikahan merekapun buyar. Walau ini cerita klasik, namun hingga kini
masih saja terjadi.
Ketika seseorang “tidak jujur”, maka ia sedang
menyembunyikan sesuatu demi kepentingannya. Hal itu biasanya dilakukan supaya
mendapat keuntungan, kesenangan, memperoleh pretige atau sekalipun alih-alih
bohong untuk kebaikan orang lain, tujuan yang diperolehnya supaya ia menerima
respon yang baik dan keadaannya menjadi aman.
Bukankah ketika kita berbohong, dalam hati kita ada
sinyal, bahwa perkataan kita tidak benar dan ada sepercik rasa bersalah? Namun
bila hal itu sudah menjadi kebiasaan, kita akan merasa itu adalah hal yang
lumrah. Dan ini berbahaya.
Kita bisa saja membohongi orang lain, namun hati
kita tidak. Terlebih Tuhan. Bagaimana mungkin kita membohongi yang menciptakan
mulut, telinga, hati dan segala sesuatu yang ada? Ketidak-jujuran tidak akan
membawa hal yang baik. Karena kebenaran pasti akan muncul dengan sendirinya.
Kira sendiri yang akan mengalami kerugian bukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar