Minggu, 27 April 2014

Arti Kejujuran

JUJUR

“Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya” (Amsal 11:3)


Rio dan Vika telah menjalin kasih selama 4 tahun lamanya. Tahun depan, mereka berencana melangsungkan pernikahan. Namun suatu hari Rio mulai tak setia. Dia menjalin hubungan khusus dengan wanita lain yang adalah rekan sekerjanya. Hingga suatu ketika Vika mengetahui hal itu. Hubungan mereka pun mulai retak. Karena kepercayaan Vika terhadap Rio mulai hilang, rencana pernikahan merekapun buyar. Walau ini cerita klasik, namun hingga kini masih saja terjadi.
Ketika seseorang “tidak jujur”, maka ia sedang menyembunyikan sesuatu demi kepentingannya. Hal itu biasanya dilakukan supaya mendapat keuntungan, kesenangan, memperoleh pretige atau sekalipun alih-alih bohong untuk kebaikan orang lain, tujuan yang diperolehnya supaya ia menerima respon yang baik dan keadaannya menjadi aman.
Bukankah ketika kita berbohong, dalam hati kita ada sinyal, bahwa perkataan kita tidak benar dan ada sepercik rasa bersalah? Namun bila hal itu sudah menjadi kebiasaan, kita akan merasa itu adalah hal yang lumrah. Dan ini berbahaya.
Kita bisa saja membohongi orang lain, namun hati kita tidak. Terlebih Tuhan. Bagaimana mungkin kita membohongi yang menciptakan mulut, telinga, hati dan segala sesuatu yang ada? Ketidak-jujuran tidak akan membawa hal yang baik. Karena kebenaran pasti akan muncul dengan sendirinya. Kira sendiri yang akan mengalami kerugian bukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar